Allah Beserta Kalian Saudaraku

Allah Beserta Kalian Saudaraku
Airmata Palestina

Almuslimu Akhul Muslim

Almuslimu Akhul Muslim

Syuhada di Palestina

Air Mata Palestina

Free Palestin

Sabtu, 17 Januari 2009

Militer Israel Gunakan Senjata Pemusnah Membuat Tubuh Meleleh

Direktur Layanan Ambulan dan Emergency Departemen Kesehatan Palestina, Dr. Muawiyah Hasanain mengungkap militer Israel menggunakan senjata pemusnah untuk pertama kalinya dalam agresi di Jalur Gaza. Dia mengatakan, “Saya belum pernah menyaksikan seperti ini sebelumnya. Bom ini membuat tubuh manusia meleleh dan hanya tinggal kerangka tulang.”

Kepada Infopalestina, Dr. Muawiyah mengatakan, “Ini yang kami ungkap ketika kami bertolak ke menara al Karamah. Kami keluarkan dari sebuah gang 3 korban syahid yang dagingnya melebur, tidak tersisa pada tubuhnya kecuali tulang belulang. Ini menegaskan bahwa bom yang digunakan Israel ini sangat-sangat membunuh yang membuat tubuh korban meleleh. Apa yang saya saksikan tidak tergambarkan dan tidak mungkin diperlihatkan.”

Dia menambahkan, “Dan juga di daerah Tel Islam (Tel Hawa), di gang dan menara yang mendapatkan gempuran, ada zat yang menyerupai puder dan serbuk yang berdampak efek samping mematikan. Di antaranya sulit bernafas dan tidak mampu bernafas serta panas yang sangat tinggi yang bekerja menguraikan tubuh.” Dia menyatakan selama memberikan pelayanan di rumah sakit-rumah sakit di sana ada banyak korban yang anggota tubuh mereka bagian atas dan bawah terurai (meleleh) dan harus diamputasi. Dia menambahkan ada 7 orang gugur akibat terkena efek panas yang sangat tinggi yang mengenai mereka.

Jenis senjata ini mengingatkan kembali apa yang pernah digunakan pasukan Amerika di Irak, tepatnya dalam perang bandara yang kedua pada 4 Juni 2003. Di mana pasukan Amerika mengempur bandara Irak dengan senjata langka, yang sebelumnya belum pernah digunakan dalam perang apapun yang pernah terjadi. Senjata ini semacam bom dengan efek terbatas yang dilontarkan ke bandara, tembakan senjata tersebut belum dikenal, nyala sinar yang dihasilkan senjata tersebut berwarna merah lembayung. Efeknya lebih besar dari apa yang mungkin diperkirakan. Mengakibatkan terkelupasnya kulit dan daging para tentara Irak, tidak tersisa kecuali kerangka tulang.
Baca Selengkapnya....

Hari ke-22 Genosida di Gaza, 1200 Gugur 55% Anak dan Wanita

Memasuki hari ke-22 agresi militer zionis Israel ke Jalur Gaza, korban terus berjatuhan. Sampai saat ini sudah lebih dari 1200 Palestina gugur syahid, lebih dari separohnya dari kalangan anak-anak, wanita dan orang lanjut usia. Sementara jumlah korban yang terluka mencapai lebih dari 5300 jiwa.

Direktur Pelayanan Ambulan dan Emergency Departemen Kesehatan Palestina, Dr. Muawiyah Hasanain, dalam pernyataan yang disampaikan kepada koresponden infopalestina, Sabtu (16/01) pagi, mengatakan jumlah korban yang gugur syahid meningkat mencapai lebih 1200 syuhada, 410 di antaranya anak-anak, 108 kaum wanita dan 118 orang tua. Itu artinya 55% korban yang meninggal adalah anak-anak, wanita dan orang tua.

Dr. Muawiyah menambahkan, jumlah korban yang terluka akibat agresi zionis Israel ke Jalur Gaza mencapai lebih 5300 orang, lebih dari 400 lainnya dalam kondisi sangat parah. Dia menyatakan, ada sejumlah korban luka yang meninggal akibat luka bakar sangat parah karena terkena senjata pemusnah yang dilarang dunia internasional yang digunakan pasukan penjajah Israel.

Mengenai serangan pasukan Israel ke rumah sakit-rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Jalur Gaza sejak agresi dimulai, Dr. Muawiyah menjelaskan bahwa penjajah sampai saat ini sudah menghancurkan 17 fasilitas kesehatan. Di antaranya adalah rumah sakit al Quds dan pusat pelayanan ambulan dan amergency Palang Merah Internasional. Sebanyak 300 pasien di rumah sakit tersebut dibawa ke rumah sakit as Shifa di kotaGaza.
Baca Selengkapnya....

Sabtu, 10 Januari 2009

Hari ke 14, Serangan Israel semakin Membabibuta

Israel terus melakukan serangan brutalnya dari darat dan udara. Pasukan-pasukan Zionis itu makin menunjukkan kebiadabannya karena dengan sengaja menembaki warga sipil bahkan wartawan yang sedang melakukan tugasnya di Jalur Gaza.
Israel sudah mengisyaratkan untuk melanjutkan perang setelah rezim zionis itu menolak resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB hari Jumat kemarin.

Sampai hari ke-14, jumlah warga Palestina yang gugur syahid mencapai 800 orang dan yang luka-luka mencapai 3.125 orang. Dan sampai detik ini, pihak Mesir sebagai negara terdekat dengan wilayah Gaza masih tidak mau membuka perbatasan Rafah agar bantuan bisa masuk dan warga Gaza terutama anak-anak dan perempuan bisa keluar dari zona perang di Gaza. Presiden Mesir Husni Mubarak masih menunjukkan sikapnya yang telah mempermalukan umat Islam sedunia, karena menolak membuka perbatasan untuk membantu saudara-saudara Muslimnya di Jalur Gaza.
Biarkan kami masuk.

Mohammed al-Khaledy, seorang dokter bedah saraf dari Yordania terpaksa harus bersitegang dengan penjaga perbatasan Mesir karena tidak diperkenankan masuk ke Gaza.
Ia datang jauh-jauh ke Palestina untuk membantu warga Gaza yang luka-luka, tapi aparat Mesir menghentikan langkahnya di perbatasan padahal ia sudah menunggu selama tiga hari di perbatasan Mesir untuk diijinkan masuk ke Gaza.
"Biarkan saya masuk, saya seorang dokter. Saya akan masuk Gaza atas tanggung jawab saya sendiri," kata dokter Khaledy meminta kebijaksanaan penjaga perbatasan.Tapi ia tetap tidak dibolehkan masuk ke Gaza.
Selain Khaledy, ada ratusan dokter dari berbagai negara antara lain dari Malaysia, Indonesia, Turki dan Yunani yang juga sudah berhari-hari tertahan di perbatasan Mesir. Mereka tetap menunggu ijin masuk ke Gaza dari pemerintahan Husni Mubarak.
Sikap Mesir membuat mereka geram dan gemas, karena mereka sebenarnya sudah tinggal beberapa kilometer lagi dari ribuan warga Gaza yang luka-luka dan sangat membutuhkan bantuan para dokter itu. "Dokter tidak bisa diam saja melihat kekejian Israel.Biar bagaimanapun kami harus bisa masuk Gaza," tukas Khaledy.

Tragedi Zaetun

Kekejian pasukan Zionis sudah tidak terbantahkan lagi. PBB menerima laporan pembantaian yang dengan sengaja dilakukan pasukan Zionis Israel di desa Zeitun yang menyebabkan 30 warga sipil kehilangan nyawa.
Laporan PBB mengutip pengakuan dari korban yang selamat menyebutkan, pada tanggal 4 Januari pasukan Zionis mengumpulkan sekitar 110 warga Gaza ke dalam sebuah rumah di desa Zeitun dan menyuruh mereka untuk diam di dalam rumah. Tapi sehari kemudian, tepatnya hari Senin kemarin,pasukan Zionis menembaki rumah itu berulangkali sehingga 30 orang di rumah tersebut gugur syahid.
Seorang petugas PBB menyebut tragedi pembantaian ini sebagai tragedi paling mengerikan sejak militer Zionis melancarkan serangannya ke Jalur Gaza dua pekan yang lalu. "Mereka yang selamat, berjalan sepanjang dua kilometer ke jalan Salahudin sebelum akhirnya dievakuasi ke rumah sakit. Tiga anak-anak, salah satunya bayi berusia lima bulan meninggal ketika tiba di rumah sakit," kata pejabat PBB itu.
Meysa Fawzi al-Samouni, perempuan Palestina berusia 19 tahun yang selamat dari tragedi pada organisasi HAM Israel B'Tselem membenarkan bahwa tentara-tentara Zionis menempatkan sejumlah warga Gaza ke dalam sebuah bangunan sebelum mereka semua ditembaki.
Ia mengatakan, warga yang gugur maupun luka-luka masih berada di lokasi di bangunan itu, di bawah reruntuhannya akibat tembakan misil-misil Israel.
Korban selamat lainnya, Ibrahim Samouni, 13, mengalami luka di bagian dada dan kakinya. Ibrahim mengungkapkan, ia mencoba menyelamatkan tiga adik-adiknya dan berusaha menolong satu orang dewasa yang luka-luka dan tergeletak diantara jenazah. Sementara ibu Ibrahim sendiri syahid dalam insiden tersebut.
Baca Selengkapnya....

Jumat, 09 Januari 2009

Syeikh Al-Qaradhawi mengajak umat Islam melawan aggressor Israel dan mendukung pejuang Hamas yang “dipecundangi” Amerika

Hidayatullah.com--Syeikh Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional, meminta umat Islam untuk bergerak membantu penduduk Palestina yang terancam oleh pembantaian Israel. "Kita pertahankan gerakan perlawanan Islam, Hamas," kata Qaradhawi saat berbicara di sebuah masjid di Kota Doha, Qatar.

Qaradhawi mengatakan bahwa Hamas tidak bersalah, ketika berakhir masa gencatan senjata, di mana Israel terus menerus mengembargo Jalur Gaza.

Qaradhawi menjelaskan, Hamas mengakhiri masa gencatan senjata disebabkan karena kondisi, bahwa Hamas tidak ingin gencatan senjata bernilai kosong.

"Apakah gencatan senjata aku serahkan tangan saya kepada Anda, sementara Anda terus membunuhi dan membiarkan Hamas mati kelaparan disebabkan oleh embargo. Apa arti gencatan senjata seperi ini?" kata Qaradhawi.

Ulama berpengaruh itu itu menjelaskan embargo yang sama-sama kita saksikan mengharamkan bagi orang-orang Palestina untuk mengadakan perlawanan dan memenuhi kebutuhan hidup. Embargo itu arti sesungguhnya bagi orang Palestina tidak mendapatkan air minum yang layak, tidak juga bahan bakar, makanan, obat-obatan, tidak mendapatkan uang. Lantas, apa yang bisa dikerjakan orang dalam kondisi seperti ini?

Qaradhawi mengatakan Sesungguhnya pintu penyeberangan di tangan mereka, mereka tutup menurut kehendaknya dan dibuka menurut keinginannya, bagaimana mungkin bersabar dalam kondisi seperti ini? “Yang aneh pintu penyeberangan itu ada di tangan kita, kita sebagai orang Arab muslim menutupnya terhadap kawan-kawan kita, sementara mereka butuh bantuan kebutuhan hidupnya, bagaimana hal ini bisa terjadi?”
Lebih lanjut Qaradhawi menjelaskan, sesungguhnya bagi umat Islam wajib untuk bersatu di depan musuh dan agresor Israel. Kewajiban pertama adalah bagi penduduk negeri ini, dia adalah orang-orang Palestina, berikutnya orang-orang dekat Palestina dan seterusnya mencakup seluruh dunia Islam secara menyeluruh untuk berjihad melawan agresor Israel.

Qaradhawi mengikuti perkembangan sembari mengatakan sesungguhnya penduduk Palestina tidak mampu untuk menghadapi agresor Israel dengan kemampuan senjata nuklirnya, dan kemampuan angkatan bersenjatanya yang dimodali Amerika. Orang-orang Palestina tidak mampu menghadapinya sendiri, karena itu semua umat Islam harus bersatu bersama mereka, apa pun bentuknya yang diberikan, baik tentara, senjata, atau harta, serta seluruh kemampuan yang ada.

Sesungguhnya umat Islam umat harus tetap mempunyai solidaritas dengan saudaranya dalam semua hal, baik dalam suka dan duka, dan keadaan perang ataupun dalam damai.
Sesama muslim bersaudara, tidak boleh saling menghina dan menganiaya. Sesama muslim wajib membantu sesama muslim terhadap muslim lainnya, ia adalah ibarat satu jasad. Dalam Islam tidak dibenarkan hidup sendiri dan kamu tinggalkan saudaramu. Qaradhawi menambahkan telah ditulis dalam fikih Islam, apabila tertawan wanita Muslimah di timur, kewajiban kita untuk membantunya dan melepaskan belenggunya sekalipun umat Islam itu ada di belahan barat penduduk di belahan bumi ini.

Qaradhawi mengimbau umat Islam untuk menanamkan di lubuk hatinya yang dalam untuk ikut serta dalam masalah Jalur Gaza, itu menunjukkan bahwa umat Islam itu masih hidup, dan eksis, mereka semuanya siap berjuang dengan jiwa, harta untuk membantu perjuangan saudara-saudaranya. Harus diakui bahwa problema adalah lemahnya pemerintahan dan birokrasi, yang bentuknya telah mati rasa terhadap masyarakatnya untuk mengambil seuatu keputusan yang berani untuk membumi hanguskan kezaliman yang sedang terjadi bagi penduduk Jalur Gaza.
Pada bagian lain Qaradhawi mengimbau para pemimpin Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar Jalur Gaza, pasti bahwa hati umat Islam ada bersama mereka, dalam kesabaran mereka atau dalam perjuangannya, bahwa mereka adalah orang-orang yang perkasa, pemimpin yang berjihad untuk menentang kelaparan, embargo dan penghimpitan.

Ia menyerukan, jangan pernah putus asa, karena sifat putus asa dan frustrasi adalah bentuk dari sikap kufur. Qaradhawi meminta tenang dan tidak gegabah. “Sselama Anda berpegang teguh dengan yang benar bnerperang demi mendapatkan hak-hak Anda.”Para peserta Festival Qatar yang jumlahnya mencapai 15.000 orang telah melayangkan surat solidaritas atas nama penduduk Qatar maupun yang tinggal menetap, mereka semua memastikan bahwa mereka bersama saudara-saudara mereka penduduk Gaza. Mereka memberikan apa pun yang mereka miliki, sampai-sampai penduduk Gaza memperoleh hak-haknya, dan mereka mendapatkan kekuatan untuk melawan senjata Zionis yang telah membunuh dengan tanpa membedakan orangtua, anak-anak kecil, jompo dan para tentara.
Baca Selengkapnya....

Selasa, 06 Januari 2009

Korban Serangan Israel Tak Tertampung di Rumah Sakit

Para korban serangan Israel di Gaza terus berdatangan ke rumah-rumah sakit yang sudah penuh sesak sementara Israel melanjutkan serangan terhadap kelompok-kelompok pejuang Palestina.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan 90 orang, sebagian besar warga sipil dan termasuk 26 anak kecil, tewas sejak pasukan Israel menyerbu Gaza hari Sabtu.
Presiden Amerika George W Bush menyatakan dukungan terhadap hak Israel untuk membela diri dan menyalahkan para pejuang Hamas atas situasi saat ini.

"Bukan memikirkan warga Gaza, Hamas memutuskan untuk menggunakan Gaza guna meluncurkan roket-roket untuk membunuh warga Israel yang tidak berdosa," katanya.

Dr Khamis al-Essi, seorang dokter di unit gawat darurat rumah sakit terbesar di Gaza, al-Shifa, mengatakan mereka kewalahan menangani korban yang jumlahnya sangat banyak.

Dia mengatakan, pihaknya menerima "banyak korban jenis korban dari mayat-mayat yang tubuhnya hancur, kepala terpenggal sampai pasien dengan luka-luka berat dan kulit terkoyak."
"Sebagian besar korban luka-luka adalah warga sipil, terutama wanita dan anak-anak," katanya kepada BBC.

Diantara korban tewas adalah satu keluarga yang terdiri dari tujuh orang, akibat serangan udara Israel terhadap sebuah kam pengungsi di timur Kota Gaza, demikian menurut para pejabat kesehatan setempat.

Dr Essi mengatakan, banyak keluarga yang membutuhkan mobil ambulans, namun para pekerja medis kesulitan mencapai para korban karena mereka ditembaki.

Pertempuran dilaporkan terjadi di sekitar Beit Hanoun dan Jabaliya hari Senin dan bagian selatan Kota Gaza sendiri dilaporkan dikepung.

Militer Israel menyatakan, pihaknya menyerang 40 sasaran di Jalur Gaza hari Senin, termasuk sejumlah terowongan dan rumah para pejabat Hamas. Namun sumber-sumber Hamas melaporkan dua tank hancur dan serdadu-serdadu Israel terus berjatuhan.
Allahu Akbar .... Allahu Akbar...... Allahu AKbar.
Baca Selengkapnya....